Wednesday, 11 February 2015

Perjalanan Singkat Tentang Bagaimana Menjadi Seorang Dokter ( True Story) SERI 2

Melanjutkan seri 1...


Dalam perjalanannya menjalani kehidupan sebagai mahasiswa kedokteran memang dibilang gampang-gampang susah. Dibilang gampang itu "bohong" dan dibilang susah pun tidak demikian. Buktinya banyak kok yang menjadi dokter.

Masa-masa pendidikan sebagai mahasiswa kedokteran bisa dibilang flat kalau bagi saya. Lebih banyak kuliah-pulang, kuliah-pulang dan ya terkadang ikut kegiatan berbagai organisasi. Yang namanya buku itu ya memang sih "dilihat" setiap hari. Nggak setiap hari juga, namun dalam seminggu lebih sering dilihatlah daripada tidak dilihat sama-sekali. Oke dan akhinya saya pun bisa menyelesaikan tugas saya sebagai mahasiswa kedokteran dan mendapatkan gelar. "S.Ked", suatu gelar yang cukup aneh karena saya sangat jarang melihat orang dengan gelar ini, Gelar SH, SE, ST, S.Pd lebih umum ditemui.

Pada hakikatnya, saya pun menyadari bahwa gelar yang melekat dibelakang saya ini walaupun asing namun tidak cukup mudah didapatkan. Didalam gelar itu terdapat tangis, canda, airmata, keringat, dan dana yang nilainya tidak sedikit. 

Dan selesai masa studi di kampus mulailah masa studi di Rumah Sakit. Masa di rumah sakit lebih berwarna meskipun yang namanya prinsip "kerja keras" dan "tekun" tetap tidak boleh diubah. Bertemu pasien, dimarahi pasien, diamuk pasien adalah hal standar. Jaga malam dan esok tetap harus menjalani pendidikan adalah sesuatu hal yang lumrah. Masa-masa ini saya jalaini sekitar 18 bulan. Dan selesai pendidikan di rumah sakit pada akhirnya saya belum bisa mendapatkan gelar dokter karena untuk mendapatkan gelar dokter harus lulus ujian kompetensi dulu (sebenarnya saat di rumah sakit sudah dipanggil "dokter muda", walaupun lebih sering dipanggil "mas koas"). Oke, singkat cerita saya akhirnya lulus dan mendapatkan gelar Dokter (dr.).

Inti dari perjalanan singkat tentang bagaimana menjadi seorang dokter adalah bahwa untuk menjadi seorang dokter dibutuhkan kerja keras dan ketekunan. Dukungan dari orang tua juga merupakan hal penting. Dan, saya ingat pesan senior saya tentang apakah kita akan bisa mendapatkan cita-cita kita? Bagaimana? Senior saya memberikan suatu mantra kehidupan yang memang sudah tak asing lagi bagi kita, "Man Jadda WaJada; Barang siapa yang bersungguh-sungguh akan mendapatkan"




No comments:

Post a Comment