Seorang anak usia 11 tahun datang
ke Poli Kulit RSAM dengan keluhan gatal-gatal. Pasien mengeluh gatal-gatal yang
meningkat terutama malam hari. Keluhan ini sudah berlangsung sejak 7 hari
belakangan ini. Keluarga bocah juga mengatakan bahwa kakak pasien juga
mengalami keluhan yang sama namun masih “bisa bertahan” di rumah. Pada akhirnya
bocah tersebut duluanlah yang “kalah” pertahanannya untuk tidak berobat ke
dokter. Akhirnya ia berangkat ditemani sang ibu untuk berobat.
Percakapan itu
secara singkat berlangsung seperti ini:
“Selamat pagi Ibu dan Adik! Perkenalkan saya dokter Chandra,
saya dokter yang sedang bertugas di Poli Kulit RSAM”, sapaku
“Ada yang bisa saya bantu?”
“Begini dok, anak saya ini mengeluh gatal-gatal”, ucap sang
ibu
“Sudah berapa lama?”, tanyaku
“Sudah seminggu ini loh dok, kakaknya juga mengeluh
gatal-gatal juga”, timpal sang ibu lagi
“Oh sudah seminggu, kapan gatalnya meningkat bu? Maksud saya
adakah kondisi yang menyebabkan gatalnya meningkat atau berkurang?”, tanyaku
lagi
“Ini dok, biasanya malam hari agak gatal”, jawab ibu.
“Bu maaf, kakaknya dia ini bersekolah dimana?”, tanyaku
“Di pesantren dok, teman-teman satu pesantrennya juga
mengalami gatal-gatal”, jawab ibu
Kemudian berlanjutlah berbagai percakapan singkat yang tidak
mungkin dituliskan semua karena panjangnya..hehehe..Dalam pikiran ini sudah
mulai tergambar arah diagnosis. Perhatian mulai difokuskan kepada pasien.
“Adik, coba kakak
lihat ya tempat yang terasa gatal-gatal?”
Anak tersebut “menyerahkan” kedua tangannya.
Anak tersebut berujar, “Pak Dokter..Ini tangan saya kalau
malam gatal banget, udah digaruk-garukin masih aja gatal-gatal. Nggak tahan Pak Dokter. Tapi Jangan disuntik ya!
Nanti saya kabur kalau disuntik!”, pesannya dengan polos.
Memang tampak bentol-bentol kemerahan di sekujur tangannya
disertai lecet-lecet karena garukan. Dari arah pembicaraan sudah menuju ke
suatu arah diagnostik.
Menegakkan diagnosis
Cara menegakkan diagnosis skabies adalah dengan menemukan 2
dari 4 tanda kardinal (utama)
1. Pruritus Nokturnal; Gatal meningkat pada malam hari
2. Menyerang berkelompok
3. Ditemukan tungau
4. Ditemukan terowongan di lokasi tubuh, bisa lurus atau
kelok-kelok
Pada pasien ini saya mendapatkan data tentang adanya
pruritus nokturnal dan menyerang berkelompok. Akhirnya bocah ini saya diagnosis
sebagai penderita skabies. Sederhana sekali.
Sesi Edukasi
Mengedukasi pasien merupakan pilar penting dalam
menatalaksana.
“Ibu, jadi anak ibu mengalami apa yang disebut skabies.
Skabies ini adalah penyakit kulit yang menular. Penyakit in disebabkan tungau.
Tungaunya bernama “Sarcoptes Scabei”.
“Nah, agar sembuh pengobatannya harus menyeluruh. Nanti
kakak nya yang gatal-gatal juga diobati ya bu! Skabies ini bisa menular lewat
pakaian, handuk, bantal, seprai atau kalau kulit bersentuhan, jadi dipisahkan
ya bu adik sama kakaknya, jangan nempel-nempelan terus. Hehehe....”
Kemudian saya menjelaskan beberapa hal lain yang dianggap
penting dan meresepkan obat.
Sang ibu mengangguk tanda mengerti. Ia mengerti dan
berterimakasih, berjanji akan mematuhi nasehat.
Semoga lekas nggak gatal-gatal lagi ya dik! Karena gatal itu sungguh
menyiksa loh! Hehehe.....
No comments:
Post a Comment