Monday, 9 February 2015

Perjalanan Singkat Tentang Bagaimana Menjadi Seorang Dokter ( True Story) SERI 1

Pada kesempatan yang baik ini saya ingin berbagi tentang bagaimana perjalanan tentang mendapatkan gelar dokter. Ya, saya menceritakan perjalanan ini karena saya telah resmi mendapatkan gelar Dokter (dr.). Jadi tulisan disini bukan tulisan mengada-ngada tanpa bukti yang jelas.

Dulu, waktu kecil, orang tua saya berpesan, “Jika kamu ditanyakan tentang cita-citamu, jawablah bahwa kamu ingin menjadi seorang dokter!”, pesan kedua orang tuaku. Aku hanya mengangguk dan berkata, “Baik mama dan papa!”. Selama sekolah di SD entah berapa ratus kali aku menjawab bahwa cita-citaku adalah seorang dokter tanpa ada bayangan apa sih hebatnya dokter? Kenapa harus dokter?

Kebetulan aku memang sudah di didik oleh ayahku sebagai sosok yang dituntut bekerja keras dan pantang menyerah. Ayahku kuakui sebagai seorang pekerja keras dan bertanggung jawab. Mungkin orang menganggapku ini penilaian subjektif  tapi aku tak peduli. Ayah seorang pekerja keras dan sangat bertanggung jawab kepada keluarganya, ini objektif! Aku tak bisa merinci betapa banyaknya pengorbanan ia untuk anak-anaknya, berapa banyaknya tumpahan keringat yang mencucur dari tubuhnya. Aku yang melihat dari mata kepalaku sendiri! Akhirnya aku tertular semangat sebagai seorang pekerja keras walau hanya 1% dari semangat ayah.....hehehe

Ayah terus memotivasiku. Walau waktu ayah tak banyak tetapi arahannya mengena. Langsung “JLEB!” secara istilah. Lulus SD aku bertekad masuk ke SMP terbaik di provinsiku, SMP N 2 Bandar Lampung. Alhamdulillah tercapai. Lulus SMP akupun bertekad masuk ke SMA terbaik di provinsiku; SMA N 2 Bandar Lampung. Dan karena nilai masuk SMA-ku termasuk fantastis sehingga memenuhi syarat memasuki Seleksi Siswa Program Akselerasi, ayah kembali mendorongku (walaupun sebenarnya saya males banget karena takut kehilangan masa-masa muda..hehehe) dan Alhamdulillah saya diterima di Program Akselerasi.

Selesai masa SMA, aku sebenarnya tetap tidak memahami apa sih “hebatnya” seorang dokter. Kenapa harus dokter? Kenapa? Let it flow...fikirku...Saya menerima pengarahan dari ayah dan ibu dan Alhamdulillah saya tidak merasa ada keterpaksaan dan merasa “mampu”. Orang tua pun Alhamdulillah mampu secara finansial. Untuk menjadi seorang dokter tidak bisa dipungkiri harus memiliki kemapanan kemampuan berimbang anak dan orang tua. Dua faktor yang saling berkait seperti rantai..


Oke berarti target saya selanjutnya adalah FAKULTAS KEDOKTERAN dan ayah mengarahkan di FK terbaik di Provinsi ini.  Lamaran melalui Jalur prestasi tidak lulus dan pada akhirnya aku berjuang melalui jalur SPMB (waktu itu..). Seperti biasa perjuangan itu gak selalu mudah. Waktu itu untuk lolos SPMB aku belajar dari jam 7 pagi hingga jam 3 subuh. Begitu terus-menerus berulang disertai doa. Fikirku masa itu,”masa’ sih Tuhan sedemikian gak luluh akan ikhtiarku? ”Ya! Jika prosesnya baik maka hasilnya baik! Aku Lolos!! Diterima di FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG. Alhamdulillah.... berlanjut ke seri 2..



No comments:

Post a Comment